Monday, March 2, 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1                   Latar Belakang
Maraknya penggunaan smartphone pada semua kalangan masyarakat membuat meningkatnya tuntutan alat-alat aksesoris untuk smartphone untuk kemudahan dalam penggunaanya. Smartphone yang memiliki fasilitas atau fungsi - fungsi seperti sebuah komputer itulah yang membuat sebagian besar kalangan masyarakat menggunakan smartphone, mengirim dan menerima email, sosial media, browsing internet, pemutar musik, kamera dan fitur lainnya. Tetapi fungsi sebagai telepon seluler tidak hilang seperti telepon dan pesan singkat, bahkan lebih baik karena spesifikasi dari smartphone tersebut bisa dibilang tinggi. Seiring dengan hal tersebut para pengguna menjadi berlebihan dalam menggunakan smartphone karena tidak sesuai dengan tempatnya, seperti di tempat umum yang memancing tindakan kejahatan karena harga dari smartphone cukup bernilai, misalkan jika pengguna ditempat umum mengeluarkan smartphone miliknya, dapat memancing para pencopet atau penodong untuk merampas smartphone milik pengguna, kemudian untuk para pengendara sepeda motor saat menggunakan smartphone seperti menulis pesan singkat atau hanya melihat kondisi smartphone saat pengguna berhenti di pinggir jalan, dapat memancing perampasan dari pelaku kriminal yang menggunakan sepeda motor juga, semua itu terjadi karena salah satunya karena kita terkadang memancing

tindakan kriminal dengan menunjukkan smartphone walaupun pengguna smartphone tidak menyadarinya. Smartphone milik pengguna yang bernilai itu merupakan sasaran bagi pelaku kriminal. Selain itu saat berkendara juga sangat membahayakan para pengendara jika sambil mengecek kondisi smartphone karena pengendara hanya menggunakan satu tangan untuk mengendarai sepeda motor karena tangan  yang satu lagi sedang fokus untuk menggunakan smartphone, dan tak hanya itu. Saat mengeluarkan smartphone untuk melihat kondisinya dari kantong pakaian kita juga cukup menyulitkan apalagi bila pengendara menggunakan sarung tangan.
Selain dari pesatnya penggunaan teknologi smartphone pada masyarakat,   ada juga teknologi di bidang mikrokontroller yang dapat dikatakan pesat perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, yaitu arduino. Arduino merupakan modul mikrokontroller yang cukup banyak digunakan untuk embedded system, Sistem Otomasi dan perangkat pintar lainnya.  Sistem kendali atau sistem kontrol (control system) adalah suatu alat untuk memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. Istilah sistem kendali ini dapat dipraktekkan secara manual untuk mengendalikan peralatan rumah secara otomatis (home automation) misalnya pintu dan jendela, ada juga yang dapat diaplikasikan pada kendaraan .
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perangkat berbasis mikrokontroller yang dapat membantu pengguna untuk menampilkan kondisi dari smartphone seperti adanya pesan masuk atau telepon yang masuk ke

smartphone, berukuran kecil dan bisa di implementasikan sesuai dengan pekerjaan pengguna.
1.2                   Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut:
1.             Apakah aplikasi android bisa mengambil data pemberitahuan pesan singkat yang baru masuk ke Smartphone?
2.             Bagaimana membuat perangkat berbasis Arduino yang mampu menjadi media antarmuka pemberitahuan pesan singkat yang  baru masuk ke Smartphone?
3.             Bagaimana komunikasi antara aplikasi berbasis android dengan perangkat Arduino?
1.3                   Ruang Lingkup
Sebagai pembatasan bahasan atas penyusunan laporan ini sehingga fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka ruang lingkup laporan ini adalah sebagai berikut:
1.             Aplikasi berbasis android untuk menampilkan pemberitahuan pesan yang baru masuk ke smartphone.
2.             Perangkat berbasis arduino pro micro dapat berkomunikasi dengan smartphone lewat bluetooth untuk  menampilkan pemberitahuan pesan singkat yang baru masuk ke smartphone


1.4                   Tujuan dan Manfaat
1.4.1             Tujuan
a.              Tujuan Individu
1.             Memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang Strata (S1).
2.             Mengaplikasikan ilmu yang penulis dapat selama pekuliahan.
b.             Tujuan Fungsional
1.             Membuat aplikasi berbasis android yang dapat menampilkan pemberitahuan pesan singkat yang baru masuk ke smartphone.
2.             Membuat perangkat berbasis Arduino yang dapat berkomunikasi dengan smartphone lewat bluetooth untuk  menampilkan pesan singkat yang baru masuk ke smartphone.
c.              Tujuan Operasional
1.             Agar pengguna smartphone lebih mendapat kemudahan dalam menggunakan smartphone nya dalam kehidupan sehari-hari.
2.             Agar pengguna smartphone dapat melihat pesan yang masuk ke smartphone mereka tanpa melihat secara langsung smartphone milik mereka dan ini berguna bagi pengguna yang sedang di tempat umum dan berkendara untuk mencegah hal - hal yang tidak diinginkan terjadi.




1.4.2             Manfaat
a.              Manfaat individu
1.             Dapat mengembangkan ilmu yang penulis dapatkan selama perkuliahan.
2.             Memberikan kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
3.             Memberikan suatu terobosan baru  pada tempat perkuliahan penulis di STMIK RAHARJA.
b.             Manfaat fungsional
1.             Aplikasi smartphone yang dirancang dapat mengambil data atau teks pesan singkat yang masuk ke smartphone.
2.             Dapat melihat pesan singkat yang masuk ke smartphone tanpa melihat secara langsung smartphone.
c.              Manfaat operasional
1.             Mempermudah dalam menggunakan smartphone karena lebih praktis..
2.             Mempermudah penggunaan smartphone jika sedang berkendara atau ditempat umum.





1.5                   Metode Penelitian
1.5.1             Metode Pengumpulan Data
a.             Observasi (Observation)
Dalam metode ini penulis melakukan observasi terhadap lingkungan para pengguna smartphone agar penulis mendapatkan data yang dibutuhkan.
b.             Wawancara (Interview)
Selain observasi penulis juga melakukan wawancara kepada para pengguna smartphone untuk mengetahui kebutuhan atau keinginan perangkat yang dibutuhkan untuk membantu pengguna smartphone lebih mudah.
c.              Studi Kepustakaan
Selain melakukan observasi dan wawancara penulis juga melakukan studi kepustakaan, browsing internet, jurnal, dan artikel dengan cara pengumpulan data, dalam hal ini penulis berusaha melengkapi data-data yang diperoleh dengan cara mencari artikel sebagai referensi yang berhubungan dengan perancangan aplikasi dan perangkat berbasis arduino untuk menampilkan kondisi dari smartphone.




1.5.2             Metode Analisa
1.             Metode Analisa Sistem
Dalam metode ini peneliti menganalisa teori dari data-data yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam penelitian.
2.              Metode Analisa Perancangan Program
Metode analisa perancangan program pada penelitian skripsi ini penulis menggunakan bagan alir program (Flowchart Program). Hal tersebut dikarenakan penulis membuat interface dengan menggunakan Basic4Android.
1.5.3             Metode Perancangan
Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan metode Sistem Flowchart dimana tahap demi tahap proses pembuatan perangkat berbasis arduino untuk menampilkan kondisi dari smartphone.
1.5.4             Metode Prototipe
Prototipe yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan evolutionary, dimana penulis melakukan pengembangan terhadap Arduino agar dapat menerima data dari aplikasi yang terdapat di smartphone.




1.5.5             Metode Testing
Dalam metode pengujian ini penulis melakukan uji coba dengan metode Black Box terhadap prototipe yang telah dibuat agar diketahui apakah prototipe sudah berjalan sesuai ketentuan.

1.6                   Sistematika Penulisan
              BAB I           PENDAHULUAN     
Berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.
BAB II          LANDASAN TEORI
Berisikan tentang teori umum yang terdiri dari konsep dasar sistem, konsep dasar flowchart dan konsep dasar black box, konsep dasar prototipe, serta konsep dasar mikrokontroller, konsep Komunikasi Serial, konsep android smartphone, konsep dasar elektronik dan literature review.
BAB III        PEMBAHASAN
Bab ini merupakan pembahasan laporan penulisan skripsi, yang berisi tentang : Analisa blok rangkaian, analisa perancangan aplikasi android dan fungsi-fungsinya, konfigurasi sistem dan flowchart program serta sistem yang dibuat.

BAB IV        RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan   diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari normalisasi dan spesifikasi basis data. Flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, schedulle implementasi, dan estimasi biaya.
BAB V          PENUTUP
Berisi kesimpulan dari hasil pengujian alat dan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Saturday, December 20, 2014

BAB 2

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.                 Teori Umum
Teori – teori umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Konsep dasar sistem
2.    Konsep dasar flowchart
3.    Konsep dasar blackbox
4.    Konsep dasar prototipe

2.1.1.           Konsep Dasar Sistem
1.        Definisi Sistem
Menurut Sucipto (2011:1), “Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output).
Menurut Sutabri (2012:10), “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.
Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja yang terdiri dari input, proses dan output yang saling terintegrasi dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

2.        Karakteristik Sistem
Menurut Sucipto (2011:3), Sistem memiliki sifat-sifat atau karakteristik, sistem mempunyai beberapa komponen yaitu :
1)        Komponen Sistem
Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan bekerja sama membentuk satu kesatuan, sistem dapat terdiri dari bagian-bagian yang mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terhubung.
2)        Batasan Sistem
Setiap sistem terdiri dari sub –sub sistem dan setiap sistem/sub sistem mempunyai tata kerja yang berbeda antara satu dengan yang lain, sistem mempunyai kemampuan yang terbatas dan ruang lingkup yang terbatas. Batasan, merupakan batasan-batasan yang ada dalam mencapai tujuan dari sistem, dimana batasan ini dapat berupa:
·           Prosedural
·           Biaya – biaya
·           Personel
·           Peralatan
·           Mekanisme pengolahan
3)        Lingkungan Luar Sistem
Baik dan buruknya kinerja sistem dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar sistem.
4)        Penghubung Sistem
Untuk dapat berkomunikasi satu sub sistem dengan sub sistem yang lain didukung adanya penghubung, input suatu sistem dapat berasal dari output sub sistem yang lain.
5)        Masukan Sistem
Sesuatu yang dimasukkan dalam sistem sehingga sistem dapat melakukan proses.
Input, merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data masukan, dimana data dapat berupa:
·           Asal masukan
·           Frekuensi pemasukan data
·           Jenis pemasukan data
6)        Keluaran Sistem
Hasil dari inputan yang telah dimanipulasi menjadi bentuk yang berbeda. Output, merupakan keluaran atau tujuan akhir dari sistem output dapat berupa :
·           Laporan
·           Grafik
7)        Pengolah Sistem
Mekanisme manipulasi yang disebabkan dari masukan dengan menggunakan model atau metode tertentu.


Proses, merupakan bagian yang memproses masukan data menjadi informasi sesuai dengan keinginan penerima :
·           Klasifikasi
·           Peringkasan
·           pencaharian
8)        Sasaran Sistem
Sesuatu yang dapat dicapai dari perpaduan input, proses, dan output yang berupa sasaran (objective) atau tujuan (goal). Tujuan, merupakan tujuan dari sistem tersebut yang dapat berupa :
·           Tujuan usaha
·           Kebutuhan
·           Masalah
·           Prosedur pencapaian tujuan
9)        Kontrol, merupakan pengawas dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa:
·           Kontrol pemasukan data (input)
·           Kontrol pengeluaran data (output)
·           Kontrol pengoperasian





 







Sumber : Sucipto (2011:5)
Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem

3.         Klasifikasi Sistem
Menurut Sutabri (2012:22), sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaranyang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:
1.         Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.


2.         Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatn manusia merupakan sistemyang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3.         Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik
Sistem yang berinteraksi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
4.         Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.
2.1.2.      Konsep Dasar Flowchart
1.        Definisi Flowchart
Menurut  Adelia  dan  Jimmy Setiawan  (2011:116), “Flowchart adalah  penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.
Menurut  Sulindawati  dan  Muhammad  Fathoni (2010:8),  “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program”.
Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart  adalah bentuk gambar atau diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara  sekuensial.
Flowchart  biasanya  mempermudah  penyelesaian  suatu  masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan
2.        Cara Membuat Flowchart
Ada  beberapa  petunjuk  dalam  pembuatan  Flowchart Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni  (2010:8):
1.        Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan
2.        Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3.        Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas
4.        Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
5.        Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar
6.        Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
7.        Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.  
3.        Jenis-Jenis Flowchart
Ada lima macam flowchart atau bagan alir yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:
a.        Bagan Alir Sistem
Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam system secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem









Gambar 2.1. Bagan Alir Sistem
b.        Bagan Alir Dokumen
Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.







Gambar 2.2. Bagan Alir Dokumen
c.         Bagan Alir Skematik
Mirip dengan Flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.








Gambar 2.3. Bagan Alir Skematik
d.        Bagan Alir Program
Merupakan  keterangan  yang  lebih  rinci  tentang  bagaimana  setiap langkah program atau prosedur yang dilaksanakan.












Gambar 2.4. Bagan Alir Program
e.         Bagan Alir Proses
Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.








Gambar 2.5. Bagan Alir Proses
2.1.3.           Konsep Dasar Black Box
1.        Definisi Black Box
Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa   memperhatikan struktur logika internal perangkat  lunak.  Metode  ini  digunakan  untuk  mengetahui  apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.
Menurut  Budiman         (2012:4)  Pengujian    black  box  merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada   spesifikasi perangkat lunak.  Data  uji  dibangkitkan,  dieksekusi  pada  perangkat    lunak  dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.
Dari  kedua  definisi    di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white Box, Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan  mengenai,  alur  internal (internal  path),  struktur  atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box  memungkinkan  pengembang  software  untuk  membuat  himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.
Uji coba Black Box bukan merupakan alternatif dari uji coba white Box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode  white Box. Black Box Testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.
Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:
a.         Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
b.        Kesalahan interface
c.         Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
d.        Kesalahan performa
e.         kesalahan inisialisasi dan terminasi
Tidak seperti metode white Box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain.
Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:
a.         Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
b.        Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
c.         Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
d.        Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
e.         Berapa rasio data dan  jumlah data  yang dapat  ditoleransi oleh sistem?
f.         Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?
Sehingga  dalam  uji  coba  Black  Box  harus  melewati  beberapa proses sebagai berikut:
a.         Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
b.        Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar  serta  jenis  input  yang  memungkinkan  output  salah  pada perangkat lunak yang sedang diuji.
c.         Menentukan output untuk suatu jenis input.
d.        Pengujian dilakukan dengan  input-input  yang telah benar-benar diseleksi.
e.         Melakukan pengujian.
f.         Pembandingan  output  yang  dihasilkan  dengan  output  yang diharapkan.
g.        Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.
2.        Metode Pengujian Dalam Black Box
Ada  beberapa  macam  metode  pengujian  Black  Box,  berikut diantaranya:
a.        Equivalence Partioning
Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.
b.        Boundary Value Analysis
Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA)  dibuat  sebagai  teknik  uji  coba.  BVA  mengarahkan  pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.


c.         Cause-Effect Graphing Techniques
Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:
1)        Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
2)        Pembuatan grafik Causes-Effect graph
3)        Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan
4)        Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji
d.        Comparison Testing
Dalam beberapa situasi  (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering   menggunakan   software   dan  hardware   ganda (redundant).  Ketika  software  redundant  dibuat,  tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus  dibuat,  walaupun  nantinya  hanya  satu  versi  saja  yang  akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.
e.         Sample and Robustness Testing
1)        Sample Testing
Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekuivalen, seperti  Mengintegrasikan  nilai  pada  kasus  uji.  Nilai-nilai  yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu
2)        Robustness Testing
Pengujian  ketahanan   (Robustness Testing)  adalah metodologi jaminan  mutu  difokuskan  pada  pengujian  ketahanan  perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses  verifikasi  kekokohan (yaitu  kebenaran)  kasus  uji  dalam proses pengujian.
f.          Behavior Testing dan Performance Testing
1)        Behavior Testing
Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.


2)        Performance Testing
Digunakan   untuk   mengevaluasi   kemampuan   program   untuk beroperasi  dengan  benar  dipandang  dari  sisi  acuan  kebutuhan. Misalnya:  aliran  data,  ukuran  pemakaian  memori,  kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja  atau  kondisi  konfigurasi  program.  Spesifikasi  mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.
g.        Requirement Testing
Spesifikasi  kebutuhan  yang  terasosiasi  dengan  perangkat lunak(input/output/fungsi/performansi)diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
1)        Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program
2)        Untuk   memfasilitasinya,   setiap   spesifikasi   kebutuhan   bisa ditelusuri  dengan  kasus  uji  dengan  menggunakan  traceability matrix
h.        Endurance Testing
Endurance  Testing  melibatkan  kasus  uji  yang  diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.
Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika  (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan  sumber  daya  yang  tidak  benar,  dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.
3.        Kelebihan dan Kelemahan Black Box
Dalam  uji  coba  Black  Box  terdapat  beberapa  kelebihan  dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:
Tabel 2.1. Kelebihan dan Kelemahan Black Box
Kelebihan
Kelemahan
a) Black Box Testing dapat menguji
keseluruhan fungsionalitas
perangkat lunak.
b)   Black Box Testing dapat memilih
subset test yang secara efektif dan
efisien  dapat  menemukan  cacat.
Dengan cara ini Black Box Testing
dapat  membantu  memaksimalkan
Testing investment.
a) Ketika  user melakukan  Black
    Box  Testing
user  tidak  akan
    pernah yakin apakah perangkat
    lunak  yang  diuji  telah  benar-
    benar lolos pengujian.



2.1.4.           Konsep Dasar Prototipe
1.        Definisi Prototipe
Menurut Simarmata (2010:64),” Prototipe adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan prototype. Sedangkan, menurut Wiyancoko  (2010:120), ”Prototipe adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.
Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan model produk dalam perancangan.
a.        Prototipe Jenis I
Prototipe  jenis   I  sesungguhnya  akan  menjadi   sistem operasional.  Pendekatan  ini  hanya  mungkin  jika  peralatan prototyping  memungkinkan  prototipe  memuat  semua  elemen penting dari sistem baru.
Langkah-langkah pengembangan prototipe jenis I adalah sebagai berikut:
1.         Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
2.         Mengembangkan prototipe
3.         Menentukan apakah prototipe dapat diterima
4.         Menggunakan prototype
b.        Prototipe Jenis II
Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang  berfungsi  sebagai  alat  cetak  biru  bagi  sistem  operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk  tampilan  seperti  sistem  operasional  dan  tidak  dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting.
Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototipe jenis II sama seperti untuk prototipe jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1.         Mengkodekan sistem operasional
2.         Menguji sistem operasional
3.         Menentukan jika sistem operasional dapat diterima
4.         Menggunakan sistem operasional








Sumber:   Sulindawati   dan   Muhammad   Fathoni   di   dalam   Jurnal SAINTIKOM (2010:8)
Gambar 2.6. Metode Prototipe

Menurut Sasankar dan Vinay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology  (2011:139) Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:
1.         THROW-AWAY
Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).
2.         INCREMENTAL
Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).
3.         EVOLUTIONARY
Pada metode ini, prototipenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk literasi  desain  berikutnya. Dalam hal  ini, sistem  atau produk  yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.



2.        Kelebihan dan Kelemahan Prototipe
Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:
Tabel  2.2. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe
Kelebihan
Kelemahan
a. Adanya  komunikasi  yang baik antara pengembang dan user.
b. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.
c. User   berperan   aktif dalam
pengembangan sistem.
d. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
e. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya

a. User kadang tidak melihat atau menyadari    bahwa    perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan   dan   juga   belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
b. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan    algoritma    dan bahasa pemrograman    yang sederhana untuk membuat prototyping  lebih  cepat  selesai tanpa  memikirkan  lebih  lanjut
bahwa  program  tersebut  hanya merupakan cetak biru sistem.
c. Hubungan user dengan computer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
2.2.                 Teori Khusus
Teori – teori khusus yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.        Konsep dasar mikrokontroller
2.        Mikrokontroller ATMega 32U4
3.        Konsep dasar komponen pasif
4.        Konsep dasar komponen aktif
5.        Konsep dasar komunikasi I2C (Inter Intergrated Circuit)
6.        Konsep dasar Komunikasi Modul bluetooth
7.        Operating system Android

2.2.1.           Konsep Dasar Mikrokontroller
1.        Definisi Mikrokontroler
Menurut Malik (2009:1), bahwa “Mikrokontroler adalah  sebagai sebuah sistem komputer yang dibangun pada sebuah keping (chip) tunggal”.
Menurut Saefullah dkk (2009:319), “Mikrokontroler merupakan komponen utama atau biasa disebut juga sebagai otak yang berfungsi sebagai pengatur pergerakan motor (Motor Driver) dan pengolah data yang dihasilkan oleh komparator sebagai bentuk keluaran dari sensor”
Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi – instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer. 
2.        Karakteristik Mikrokontroller
Menurut Malik (2009:2), karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:
a.         CPU (Central Procesing Unit)
b.        RAM (Read Only Memory)
c.         I/O (Input/Output)
Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.
3.        Klasifikasi Mikrokontroller
Menurut Malik (2009:3), bahwa Beberapa fitur yang dapat diklasifikasi pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:
a.        RAM (Random Access Memory)
RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.
b.        ROM (Read Only Memory)
ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.
c.         Register
Merupakan tempat penyimpanan  nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.
d.        Special Function Register
Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.
e.         Input dan Output Pin
Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media input seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
f.          Interrupt
Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu. 
2.2.2.           Mikrokontroller ATMega32U4
Menurut Datasheet, ”ATMega32U4 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega32U4 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART,  timer, counter, dll).”
Dari segi ukuran fisik, ATMega32U4 hanya memiliki ukuran fisik tipe QFN/TQFP (Quad Flat No Lead Package/Thin Quad Flat Package) berbeda dengan mikrokontroller lainnya yang memiliki ukuran fisik jenis PDIP (Plastic Dual In Line Package),
Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :
a.         135 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
b.        32 x 8-bit register serba guna.
c.         Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
d.        32 KB  flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
e.         Memiliki  EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
f.         Memiliki  SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2.5 KB.
g.        Memiliki pin I/O digital sebanyak 32 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.
h.        Master / Slave SPI Serial interface.
Mikrokontroler ATMega32U4 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan paralelisme. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock.
32 x 8-bit register serba  guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU (Arithmatic Logic unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ).
Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik  memory mapped  I/O selebar 64 byte.
Beberapa register ini digunakan  untuk fungsi khusus antara lain sebagai register Control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya.  Berikut ini adalah tampilan arsitektur ATmega 32U4 :











Gambar 2.7. Arsitektur ATMega32U4
(Sumber: Data sheet Microcontroler ATMega32U4 : 8)








Gambar 2.8. Konfigurasi PIN ATMega32U4
(Sumber : Data sheet Microcontroler ATMega32U4 : 8 )
Menurut Datasheet,  ATMega32U4 memiliki 5 buah PORT utama yaitu PORT B, PORT C, PORT D, PORT E, dan PORT F dengan total pin input/output sebanyak 26 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperial lainnya.
Tabel 2.3. PORT B pada ATMEGA32U4
(sumber : Datasheet)
Port Pin
Fungsi
PB7
OC0A/OC1C/PCINT7/RTS (Output Compare and PWM Output A for
Timer/Counter0, Output Compare and PWM Output C for Timer/Counter1 or Pin Change Interrupt 7 or UART flow control RTS signal)
PB6
OC1B/PCINT6/OC.4B/ADC13 (Output Compare and PWM Output B for Timer/Counter1 or Pin Change Interrupt 6 or Timer 4 Output Compare B / PWM output or Analog to Digital Converter channel 13)
PB5
OC1A/PCINT5/OC.4B/ADC12 (Output Compare and PWM Output A for Timer/Counter1 or Pin Change Interrupt 5 or Timer 4 Complementary Output Compare B / PWM output or Analog to Digital Converter channel 12
PB4
PCINT4/ADC11 (Pin Change Interrupt 4 or Analog to Digital Converter channel 11
PB3
PDO/MISO/PCINT3 (Programming Data Output or SPI Bus Master Input/Slave Output or Pin Change Interrupt 3)
PB2
PDI/MOSI/PCINT2 (Programming Data Input or SPI Bus Master Output/Slave Input or Pin Change Interrupt 2
PB1
SCK/PCINT1 (SPI Bus Serial Clock or Pin Change Interrupt 1)
PB0
SS/PCINT0 (SPI Slave Select input or Pin Change Interrupt 0)

Tabel 2.4. PORT C pada ATMEGA32U4
(sumber : Datasheet)
Port Pin
Fungsi
PC7
ICP3/CLKO/OC4A(Input Capture Timer 3 or CLK0 (Divided
System Clock) or Output Compare and direct PWM output A
for Timer 4)
PC6
OC.3A/OC4A (Output Compare and PWM output A for
Timer/Counter3 or Output Compare and complementary
PWM output A for Timer 4
PC5
Not present on pin-out
PC4
PC3
PC2
PC1
PC0


Tabel 2.5. PORT D pada ATMEGA32U4
(sumber : Datasheet)
Port Pin
Fungsi
PD7
T0/OC.4D/ADC10 (Timer/Counter0 Clock Input or Timer 4 Output Compare D /  PWM output or Analog to Digital Converter channel 10
PD6
T1/OC.4D/ADC9 (Timer/Counter1 Clock Input or Timer 4 Output
Complementary Compare D / PWM output or Analog to Digital Converter channel 9)
PD5
XCK1/CTS (USART1 External Clock Input/Output or UART flow control CTS signal
PD4
ICP1/ADC8 (Timer/Counter1 Input Capture Trigger or Analog to Digital Converter channel 8)
PD3
INT3/TXD1 (External Interrupt3 Input or USART1 Transmit Pin)
PD2
INT2/RXD1 (External Interrupt2 Input or USART1 Receive Pin)
PD1
INT1/SDA (External Interrupt1 Input or TWI Serial DAta)
PD0
INT0/SCL/OC0B (External Interrupt0 Input or TWI Serial CLock or Output Compare for Timer/Counter0)



Tabel 2.6. PORT E pada ATMEGA32U4
(sumber : Datasheet)
Port Pin
Fungsi
PE7
Not present on pin-out
PE6
INT6/AIN0 (External Interrupt 6 Input or Analog Comparator Positive Input)
PE5
Not present on pin-out
PE4
PE3
PE2
HWB (Hardware bootloader activation)
PE1
Not present on pin-out
PE0

Tabel 2.7. PORT F pada ATMEGA32U4
(sumber : Datasheet)
Port Pin
Fungsi
PF7
ADC7/TDI (ADC input channel 7 or JTAG Test Data Input)
PF6
ADC6/TDO (ADC input channel 6 or JTAG Test Data Output)
PF5
ADC5/TMS (ADC input channel 5 or JTAG Test Mode Select)
PF4
ADC4/TCK (ADC input channel 4 or JTAG Test ClocK)
PF3
Not present on pin-out.
PF2
PF1
ADC1 (ADC input channel 1)
PF0
ADC0 (ADC input channel 0)

2.2.3        Konsep Dasar Komponen Pasif
Menurut Rusmadi (2009:10) bahwa “Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga seperti: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain”.
Menurut Rusmadi (2009:10), Ada beberapa komponen yang termasuk dalam komponen pasif di antaranya adalah:
1.         Resistor atau Tahanan
2.         Kapasitor atau Kondensator

2.2.3.1  Konsep Dasar Resistor
Menurut Rusmadi (2009:10), bahwa “Resistor adalah tahanan atau hambatan arus listrik”.
Menurut Budiharto (2009:1), “Salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Resistor adalah Komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi sepertinikel-kromium).
 



Sumber: Rusmadi (2009:12)
Gambar 2.9.  Resistor
Karakteristik utama dari resisitor adalah resisitansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, listrik dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.





 








Sumber : Rusmadi (2009:13)
Gambar 2.10. Skema Warna Resistor
Satuan dari Resistor merupakan Ohm (simbol:  Ω adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama George Ohm.
Nilai satuan terbesar yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai resistor adalah:
1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000.000 Ohm.
1 kilo Ohm (KΩ)     = 1.000 Ohm.
Menurut Rusmadi (2009:11), dalam bidang elektronika, Resistor dapat di bagi menjadi 2 yaitu:
a.         Resistor Tetap
Menurut Rusmadi (2009:11), bahwa “Resistor Tetap adalah resistor yang nilainya besaranyan sudah ditetepkan oleh pabrik pembuatannya dan tidak dapat di ubah-ubah”.
Resistor memiliki nilai resistansi, sebagai nilainya ada yang dicantumkan langsung pada badannya  dan sebagian lagi karena bentuk fisiknya kecil.  Menurut Rusmadi (2009:15), Resistor dibagi menjadi 6 yaitu:
1.        Resistor Kawat
Resistor kawat ini adalah jenis resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih mengguanakan Tabung Hampa (Vacuum Tube). Bentuknya bervariasi dan fisik agak besar. Resisistor ini biasanya banyak digunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ketahanan yang tinggi yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi.
2.        Resistor Batang Karbon (Arang)
Pada awalnya resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan untuk pembacaanya dapat dilihat pada tabel kode warna.
3.        Resistor Keramik atau Porselin
Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang dibuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor ini banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Di pasaran kita akan menjumpai resisitor jenis ini dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4 Watt,   1/3 Watt,  ½ Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
4.        Resistor Film Karbon
Sejalan dengan perkembangan teknologi para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna seperti pada Resistor Karbon.
5.        Resistor Film Metal
Resistor Film Metal dibuat dengan bentuk hamir menyerupai resistor film karbon dan memiliki keadalan dan stabilitas yang tinggi dan tahan terhadap perubahan temperatur.
6.        Resistor Tipe Film Tebal
Resistor jenis ini bentuknya merip dengan resistor film metal, namun resistor ini dirancang khusus agar memiliki kehandalan yang tinggi. Sebagai contoh sebuah resistor film tebal dengan rating daya 2 Watt saja sudah mampu untuk dipakai menahan beban tegangan di atas satuan Kilo Volt.
b.        Resistor Tidak Tetap
Menurut Rusmadi (2009:16), bahwa “Resistor Tidak Tetap adalah Resistor yang nilai resistansinya (tahananya) dapat dirubah-rubah sesuai dengan keperluan dan perubahannya dapat dilakukan dengan jalan mengeser atau memutar pengaturnya”.
Menurut Rusmadi (2009:16), bahwa Resistor Tidak Tetap dibagi menjadi 8 yaitu:
a)        Potensiometer
Potensiometer adalah komponen pembagi tegangan yang dapat disetel sesuai dengan keinginan. Bentuk fisik dari Potensiometer pada umumnya besar dan dibuat dari bahan kawat atau arang (karbon).
b)        Potensiometer Preset
Potensiometer Preset bentuknya sangat kecil danpengaturannya sama dengan Trimpot yaitu dengan menggunakan obeng yang diputar pada bagian lubang coakan.
c)        NTC dan PTC
NTC adalah singakatan dari Negative Temperature Coefficient sedangkan PTC adalah singkatan dari Positive Temperature Coefficient. Sifat dari komponen NTC adalah Resisitor yang nilai tahannya akan menurun apabila temperature sekelilingnya naik dan sebaliknya komponen PTC adalah Resistor yang nilai tahannya akan bertambah besar apabila temperaturnya turun.
d)       LDR ( Light Dependent Resisitor)
LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resisitor yaitu resisitor yang tergantung cahaya, artinya nilai tahannya akan berubah-ubah apabila terkena cahaya dan perubahannya tergantungdari intensitas cahaya yang diterimanya.

e)        VDR (Volttage Dependent Resistor)
VDR adalah singkatan dari Volttage Dependent Resistor yaitu resistoryang nilai tahannya akan berubah tergantung tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterimanya maka tahanannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui VDR akan bertambah besar.

2.2.3.2  Konsep Dasar Kapasitor atau Kondensator

1.         Definisi Kapasitor atau Kondensator

Menurut Budiharto (2009:2), “Kapasitor adalah komponen elektrik yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik”.
Menurut Rusmadi (2009:20), bahwa “Kapasitor adalah Komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dan tegangan listrik sementara waktu”. Seperti juga halnya resistor, kapasitor adalah termasuk salah satu komponen pasif yang banyak digunakan dalam membuat rangkaian elektronika.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kapasitor adalah  komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus atau tegangan listrik sementara.
Dalam bidang elektronika komponen kapasitor adakalanya disebut kondensator. Kapasitor sendiri berasal dari kata capacitance atau kapasitas yang artinya adalah kemampuan untuk menyimpan arus listrik (Dalam istilah elektronika diistilahkan sebagai “Muatan Listrik.”) Jadi kapasitor adalah suatu komonen yang dapat diisi dengan muatan listrik kemudian disimpan untuk sementara waktu dan selanjutnya muatan tersebut di kosongakan /dibuang melalui suatu sistem atau dihubungkan ke bumi.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.


Sumber: Rusmadi (2009:20)
Gambar 2.11 Lambang Kondensator
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.
 



Sumber: Rusmadi (2009:20)
Gambar 2.12 Lambang Kapasitor
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:
1.         Pikofarad (pF) = 1\times10^{-12}\,F
2.         Nanofarad (nF) = 1\times10^{-9}\,F
3.         Microfarad (\mu\,F) = 1\times10^{-6}\,F
Satuan Farad adalah satuan yang sangat besar dan jarang dipergunakan dalam percobaan. Dalam prakteknya biasanya dipergunakan satuan Farad dalam bentuk pecahan seperti berikut ini:
a.         1 Farad (F)          = 1.000.000 µF (mikroFarad)
b.        1 mikroFarad (µF)   =        1.000 nF (nanoFarad)
c.         1 nanoFarad (nF)     =        1.000 pF (pikoFarad)





Tabel 2.6 Nilai Kapasitansi
Sumber : Rusmadi (2009:21)
Nilai Kapasitansi Padanan
pF (pikoFarad)
nF (nanoFarad)
µF (mikroFarad)
1
0,001
0,000 001
10
0,01
0,000 01
100
0,1
0,000 1
1000
1,0
0,001
10.000
10,0
0,01
100.000
100,0
0,1
1.000.000
1000,0
1,0
10000,0
10,0
100 000
100,0
1 000 000
1000,0

Ada jenis kapasitor lain seperti kapasitor elektrolit yang selain memiliki nilai kapasitas juga memiliki parameter-parametera lain seperti batas tegangan kerja. Batas tegangan kerja (Working Voltage) yaitu batas tegangan maksimum di mana kapasitas tersebut dapat dioperasikan dalam suatu rangaian. Parameter tersebut biasanya dicantumkan langsung pada badan kapasitor. Selain daripada itu untuk jenis-jenis kapasitor pada umumnya diberi tanda (+) dan (-). Tanda tersebut adalah menyatakan polaritas yang harus dihubungkan dengan catu daya. Dalam pemasanganannya harus diperhatikan baik-baik jangan sampai kedua tanda tersebut dipasang terbalik sebab apabiala sampai terbalik akan mengakibatkan kerusakan pada kapasitor tersebut dan bahkan akan merusak rangkaian yang akan dibuat.

2.2.4        Konsep Dasar Komponen Aktif
Menurut Rusmadi (2009:33), bahwa “Komponen aktif adalah Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya”.
Menurut Rusmadi (2009:33), ada beberapa yang termasuk komponen aktif antara lain adalah:
1.         Dioda
2.         Transistor
3.         IC (Intragated Circuit)

2.2.4.1  Konsep Dasar Dioda
Menurut Budiharto (2009:02), “Piranti semikonduktor yang mengalirkan arus ke satu arah”.
Kalau ia dialiri arus AC maka akan berhasil didapatkan arus DC dari arus AC ini. Karenanya pada sifat yang demikian maka dioda bisa digunakan sebagai perata arus yang biasa dipasang di adaptor.
Menurut Rusmadi (2009:32), bahwa “Dioda adalah termasuk komponen semikonduktor yang terdiri dari 2 buah elektroda yaitu anoda (bahan P) dan katoda (bahan N)”.
 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Dioda adalah piranti semikonduktor yang terdiri dari 2 buah elektroda yaitu anoda (bahan P) dan katoda (bahan N).Komponen elektronika dengan dua terminal, yang terbentuk dari dua jenis semikonduktor, yaitu type P yang biasa disebut dengan anoda dan type N yang biasa disebut dengan katoda, dimana kemudian kedua semikonduktor ini digabungkan. Untuk membuat diode dalam keadaan conduct, diperlukan tegangan biasnya sebesar 0,3 volt untuk dioda dengan bahan germanium atau 0,7 volt untuk dioda dengan bahan silikon.
Sumber: Rusmadi (2009:33)
Gambar 2.14 Dioda
Perlu diketahui bahwa komponen dioda ini pada umumnya hamper selalu dipergunakan dalam rangkaian, terutama pada rangkaian Power Supply.
Menurut Rusmadi (2009:34) Fungsi diode dalam suatu rangkaian adalah:
1.         Penyearah tegangan listrik.
2.         Pengaman tegangan listrik.
3.         Memblokir tegangan listrik.

2.2.4.2  Konsep Dasar Transistor
Menurut Budiharto (2009:3), bahwa “Transistor adalah memiliki 3 terminal biasanya dibuat dari bahan silicon atau germanium”.
Menurut Rusmadi (2009:42), bahwa “Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling penting dan banyak dipergunakan dalam setiap rangkaian”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling dan banyak digunakan pada setiap rangkaian.
Alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

 





Sumber: Rusmadi (2009:40)
Gambar 2.15 Transistor
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor memiliki 2 dioda yang kutub positif atau kutub negatifnya terhimpit, serta memiliki terminal, yaitu emitter (E), kolektor (C), dan basis (B). BJT dapat dibagi menjadi dua jenis berikut ini:
1.    NPN (Negative Positive Negative)
Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-p di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

 




Sumber: Rusmadi (2009:41)
Gambar 2.16 Simbol Transistor NPN
2.    PNP (Positive Negative Positive)
Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-n di antara 2 alpisan semikonduktor tipe-p. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.


Sumber: Rusmadi (2009:41)
Gambar 2.17 Simbol Transistor PNP
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

2.2.4.3  Konsep Dasar IC (Integrated Circuit)
Menurut Rusmadi (2009:46), bahwa “IC adalah Sebuah rangkaian terpadu”. Komponen Integrated Circuit dirancang dari beberapa komponen elektronika seperti transistor, dioda, resistor, kapasitor, dan komponen lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang berbentuk chip.
Sumber: Rusmadi (2009:46)
Gambar 2.18 IC (Integrated Circuit)
Menurut Rusmadi (2009:48), ada beberapa keuntungan dari pengguna IC diantaranya ialah:
a)         Bentuk fisiknya kecil sehingga rangakian jadinya akan kelihatan kecil dan kompak (compo).
b)        Catu daya yang diperlukan kecil.
c)         Sistem operasional sangat praktis dan cepat
d)        Baik pemasangan maupun pemakaiannya mudah dan praktis.
e)         Harganya relatif murah dibanding dengan menggunakan transistor.
Jenis-jenis IC sangat banyak dan beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Misalnya saja IC analog, digital, penguat audio, penguat RF (Radio Frequency), IC regulator, CMOS. Semuanya memiliki kegunaan dan karakteristik sendiri-sendiri yang bisa kita lihat di datasheet IC.

2.2.10    Konsep dasar komunikasi I2C (Inter Intergrated Circuit)
Antarmuka serial 2 kabel (TWI) sangat ideal untuk diterapkan pada aplikasi menggunakan mikrokontroller. Protokol ini mengizinkan desain sistem untuk saling berkoneksi sampai 128 piranti yang berlainan menggunakan hanya 2 jalur dua arah, satu untuk clock (SCL) dan satunya untuk data (SDA). Perangkat keras eksternal yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan jaringan ini adalah resistor pull-up tunggal untuk setiap jalur bus TWI. Semua piranti dikoneksikan ke bus tersebut mempunyai alamat mandiri, dan mekanisme pengaturan bus yang kemungkinan bertabrakan dalam protokol TWI akibat memiliki jalur yang sama untuk semua piranti. Gambar koneksi antarpiranti dalam protokol TWI di tunjukkan pada gambar .





Gambar 2.19 Diagram koneksi antarpiranti dalam protokol TWI
Terlihat pada gambar desain protokol perangkat kerasnya sangat mendukung fleksibilitas sistem. Saat ini desain sistem elektronik dan komputer dituntut untuk semakin ringkas dan fleksibel, di mana ukuran fisik IC semakin diperkecil dan jumlah pin diminimalkan dengan tetap menjaga fleksibilitas dan kompabilitas IC sehingga mudah untuk digunakan dalam berbagai keperluan desain yang berbeda. Banyak perusahaan semikonduktor yang berusaha mengembangkan cara baru komunikasi antar-IC yang lebih mendukung terhadap keinginan tersebut sebagai alternatif dari hubungan antar-IC secara paralel (parallel bus) yang sudah dikenal luas. Salah satu metode yang telah matang dan dipakai secara luas adalah I2C, singkatan dari Inter Intergrated Circuit bus yang dikembangkan oleh Philips Semiconduktor sejak tahun 1992, dengan konsep dasar komunikasi 2 arah antar-IC dan/atau antar sistem secara serial menggunakan 2 kabel.
Setiap IC yang terhubung dalam I2C memiliki alamat yang unik yang dapat diakses secara perangkat keras dengan protokol master/slave yag sederhana, dan mampu mengakomodasikan multi-master. I2C merupakan bus serial dengan orientasi data 8 bit, komunikasi 2 arah, dengan kecepatan transfer data sampai 100Kbit/s pada mode standar dan 3,4 Mbit/s pada mode kecepatan tinggi. Jumlah IC yang dapat dihubungkan pada I2C bus hanya dibatasi oleh kapasitas beban pada bus, yaitu maksimum 400pF.


Keuntungan yang didapat dengan menggunakan I2C antara lain :
·           Meminimalkan jalur hubungan antar-IC
·           Menghemat luasan PCB yang dibutuhkan.
·           Membuat sistem yang didesain berorientasi software (mudah diekspan dan di upgrade).
·           Membuat sistem yang didesain menjadi standar sehingga dapat dihubungkan dengan sistem lain yang juga menggunakan bus I2C.

2.2.11.  Konsep dasar Komunikasi Modul Bluetooth
 








                   (a)                                              (b)
Gambar 3.3. (a) Tampilan Fisik Modul bluetooth HC-05, (b) letak Pin Module bluetooth HC-05
Dalam perancangan Bluetooth ini, menggunakan modul Bluetooth HC-05. Yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :
o    Bluetooth protocal:  Bluetooth Specification v2.0+EDR
o    Frequency:  2.4GHz ISM band
o    Modulation:  GFSK(Gaussian Frequency Shift Keying)
o    Emission power:  ≤4dBm, Class 2
o    Sensitivity:  ≤-84dBm at 0.1% BER
o    Speed: Asynchronous:  2.1Mbps(Max) / 160 kbps,
o    Synchronous: 1Mbps/1Mbps
o    Security:  Authentication and encryption
o    Profiles:  Bluetooth serial port
o    Power supply: +3.3VDC 50mA
o    Working temperature: -20 ~ +75 Centigrade
o    Dimension: 26.9mm x 13mm x 2.2 mm


2.2.12.  Operating System Android
2.2.12.1.Sejarah Android
Menurut Nazruddin Safaat H (2011:1), “android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

2.2.12.2.Perkembangan Android
Wahana (2012:2) didalam bukunya mengemukakan perkembangan Android dan keunggulannya diantaranya sebagai berikut:
a.         Android versi 1.1
Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.
b.        Android Versi 1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.
c.         Android Versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan, CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, gestures, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech, pengadaan resolusi VWGA.
d.        Android Versi 2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.
e.         Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yogurt)
Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 rev 1 (Froyo) diluncurkan. Android inilah yang sekarang sangat banyak beredar di pasaran, salah satunya adalah dipakai samsung FX tab yang sudah ada di pasaran, fitur yang tersedia di android versi ini sudah kompleks di antaranya adalah ;
a.         Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.
b.        Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler.
c.         Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.
d.        SQLite: untuk penyimpanan data.
e.         Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)
f.         GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G dan WiFi (tergantung piranti keras)
g.        Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan accelerometer (tergantung piranti keras)
f.         Android Versi 2.3 (Gingerbread)
Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.


g.        Android Versi 3.0 (Honeycomb)
Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis.
h.        Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)
Ice Cream Sandwich didesain untuk baik itu telepon ataupun tablet. Android ICS menawarkan banyak peningkatan dari apa yg sudah ada di Gingerbread dan Honeycomb dengan pada saat yang sama memberikan inovasi-inovasi baru. Beberapa peningkatan itu antara lain kemampuan copy paste yang lebih baik, data logging dan warnings, dan kemampuan utk mengambil screenshot dengan menekan power dan volume bersamaan. Selain itu keyboardnya dan kamus juga mendapat perbaikan. Inovasi-inovasi baru di ICS antara lain penggunaan font “Roboto”. di Android 4.0 Ice Cream Sandwich System Bar dan Action Bar. adanya Android 4.0 Ice Cream Sandwich voice control yang memungkinkan kita mendikte teks yang ingin kita ketik. Selain itu Face Unlock merupakan salah satu hal yang menonjol di Android versi baru ini. Juga ada NFC based app yang disebut Android Bump, yang memungkinkan pengguna untuk bertukar informasi/data hanya dengan menyentuhkan gadget.


i.          Android Versi 4.1 (Jelly Bean)
Android Jelly Bean yaang diluncurkan pada acara Google I/O lalu membawa sejumlah keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru diantaranya meningkatkan input keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice Search yang lebih cepat.
Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.
2.2.12.3.Android SDK
Menurut Nazruddin Safaat H (2011:15), “SDK (Software Development Kit) merupakan alat bantu dan API dalam mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa pemrograman JAVA”
SDK Android sebenarnya adalah kumpulan tools yang di sediakan oleh google untuk para pengembang yang ingin mencoba mengembangkan aplikasi android nya. Sdk sendiri merupakan kependekan dari system development kits, dalam sdk ini terdapat tools tool yang di butuhkan dalam pengembangan android, diantaranya adalah:



 








Gambar 2.19. Tampilan Tools SDK

a.         Adb Shell
Adb sendiri merupakan bagian dari android development bridge yang dapat menjalankan terminal android seperti anda menjalankan terminal pada sistem operasi linux, dan command yang terdapat adalam adb shell sendiri sama seperti command linux pada umumnya, dan sistem yang berjalan pun juga hampir sama seperti linux pada umumnya.
b.        Android Simulator
Fungsi dari android simulator ini berguna untuk para programer yang ingin melakukan testing aplikasi yang di buat nya kedalam sistem operasi android secara virtual sebelum mengaplikasikanya kedalam handset android sebenarnya, bila kita menjalankan android virtual ini, yang kita lihat sama seperti kita menjalankan handset android yang sesungguh nya, dan versi versi android terdahulu juga bisa kita jalankan apabila kita menginstal dan mendownload nya pada situs resmi google
 









Gambar 2.20. Tampilan android simulator

2.2.13.      Pemrograman Basic 4 Android
 










Gambar 2.21. Tampilan IDE Basic 4 Android
Basic4android adalah development tool sederhana yang powerful untuk membangun aplikasi Android. Bahasa Basic4android mirip dengan bahasa Visual Basic dengan tambahan dukungan untuk objek. Aplikasi Android (APK) yang dicompile oleh Basic4Android adalah aplikasi Android native/asli dan tidak ada extra runtime seperti di Visual Basic yang ketergantungan file msvbvm60.dll, yang pasti aplikasi yang dicompile oleh Basic4Android adalah NO DEPENDENCIES (tidak ketergantungan file oleh lain). IDE Basic4Android hanya fokus pada development Android.
Basic4Android termasuk designer GUI untuk aplikasi Android yang powerful dengan dukungan Built -in untuk multiple screens dan orientations, serta tidak dibutuhkan lagi penulisan XML yang rumit, dapat di develop dan debug dengan Emulator Android atau dengan real device (koneksi ke USB atau melalui local network).








Gambar 2.22. Tampilan Designer Basic 4 Android

2.3.                 Literature Review
Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini diantara lain:
1.        Penelitian yang dilakukan oleh Reza Handaru Winasis (2014) yang berjudul “Pemanfaatan Sensor Accelorometer pada Smartphone Android Sebagai Kendali Pagar Rumah Melalui Bluetooth”. Penelitian ini mambahas tentang  mengendalikan pintu pagar rumah, yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan Sensor Accelerometer. Dengan menggunakan aplikasi Android Sensor Accelerometer mengirimkan String tertentu kepada mikrokontroller ATmega 8 melalui komunikasi Bluetooth HC-05 untuk membuka pintu pagar rumah.
2.        Penelitian Supriyadi dari STMIK RAHARJA Tangerang yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi Bluetooth Untuk Indikator Posisi Suatu Benda” tahun 2013. Pada penelitian ini bertujuan memanfaatkan media bluetooth untuk membantu mencari posisi suatu benda.
3.        Penelitian yang dilakukan oleh Dhida Restu Giri Madya (2014) yang berjudul “Prototype pengendali pintu dan jendela mobil menggunakan smartphone berbasis atmega 328p di kelurahan Cibogo”. Dalam penelitian ini salah satunya membahas tentang komunikasi serial  antara arduino dengan smartphone android lewat media Bluetooth.
4.        Penelitian yang dilakukan Reza Nursyah Putra (2014) yang berjudul “Prototipe Alat Pembersih Toren Otomatis menggunakan SMS Gateway pada PT. Cahaya Televisi Indonesia”. Dalam penelitian ini salah satunya membahas tentang pengambilan data sebuah pesan singkat pada smartphone.
5.        Penelitian yang dilakukan Vani Banu Aji (2014) yang berjudul “Alat Penghitung Jumlah Botol menggunakan Sensor Inductive Proximity dengan Kapasitas 1000 Botol per Menit pada Mesin Filling PT. Cola-Cola Ungaran”. Pada penelitian ini salah satunya membahas tentang Komunikasi I2C (Inter Intregated Circuit) pada Mikrokontroller.
6.        Penelitian yang dilakukan Andy Renauld (2014) yang berjudul “Sistem Notifikasi Antrian Berbasis Android”, pada penelitian ini salah satunya membahas sistem notifikasi pada sebuah smartphone android.
Keterkaitan pembahasan dari penelitian – penelitian yang dilakukan sebelumnya pada literature review di atas adalah adanya komunikasi serial melalui bluetooth, komunikasi I2C dan sebuah sistem yang memiliki notifikasi sebuah sms atau pesan singkat.